Tim Pengabdian UHO Berdayakan Masyarakat Olah Limbah Sekam Padi Jadi Batako Ramah Lingkungan

Dipost Tanggal : 19-11-2025
Admin Lintas21
Tim Pengabdian UHO Berdayakan Masyarakat Olah Limbah Sekam Padi Jadi Batako Ramah Lingkungan
Tim Pengabdian UHO melatih Masyarakat Desa Amoito mengolah Limbah Sekam Padi menjadi Batako Ramah Lingkungan

Kendari - Tim pengabdian Universitas Halu Oleo (UHO) melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa Amoito, Kabupaten Konawe Selatan. 

Tim memberikan pengetahuan sekaligus keterampilan kepada masyarakat cara mengolah sekam padi menjadi batako yang ramah lingkungan. 

Ketua tim pelaksana, Rini Sriyani, ST., MT., menjelaskan Desa Amoito menghasilkan sekitar 390 ton limbah sekam padi setiap tahun dari lahan persawahan seluas 150 hektar, di mana limbah tersebut sebelumnya hanya dimanfaatkan secara terbatas sebagai bahan bakar atau dijual dengan harga rendah sehingga tidak memberikan nilai tambah yang berarti dan bahkan menimbulkan potensi pencemaran lingkungan akibat praktik pembakaran terbuka. 

Melalui program pendampingan ini, masyarakat akhirnya memahami bahwa abu sekam padi dengan kandungan silika mencapai 90–98% dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku alternatif untuk pembuatan batako yang tidak hanya lebih ramah lingkungan tetapi juga memiliki karakteristik mekanis unggul.

Sebanyak 20 penjual abu sekam padi telah memperoleh pelatihan intensif mengenai formulasi campuran batako dengan komposisi 30% semen, 55% pasir, dan 15% abu sekam, yang berdasarkan hasil uji laboratorium terbukti mampu menghasilkan batako dengan peningkatan kuat tekan hingga 28,5% dibandingkan produk batako umum yang beredar di pasaran, serta memenuhi ketentuan mutu sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-0349-1989.

 

Salah satu peserta program, Sardin, menyampaikan bahwa pengetahuan baru ini memberikan perspektif berbeda mengenai potensi ekonomi limbah pertanian yang selama ini dipandang tidak bernilai, sehingga membuka peluang usaha baru yang sebelumnya tidak terpikirkan.

Dari aspek manajemen usaha, Dr. Tuti Dharmawati, S.E., M.Ak., menekankan bahwa sebelum adanya program ini masyarakat belum memiliki pemahaman memadai terkait pengelolaan limbah sekam padi menjadi komoditas bernilai tambah; namun saat ini mereka mulai mampu melihat prospek usaha berkelanjutan yang berpotensi meningkatkan kesejahteraan keluarga. 

Sementara itu, dari sisi teknologi tepat guna, Prinob Aksar, ST., MT., menjelaskan bahwa tim tengah mengembangkan prototipe alat cetak batako hidrolik sederhana yang diproyeksikan mampu meningkatkan kapasitas produksi hingga 500–1.200 unit batako per hari, atau sekitar tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan metode pencetakan manual, serta difasilitasi dengan akses uji kualitas material di Laboratorium Teknik Sipil UHO untuk memastikan setiap produk memenuhi standar konstruksi yang berlaku.

Kepala Desa Amoito menyampaikan program ini memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan kapasitas masyarakat dalam mengelola limbah pertanian secara lebih produktif serta berpotensi membuka lapangan kerja baru bagi generasi muda desa. Secara keseluruhan, keberhasilan program ini diharapkan menjadi rujukan akademik sekaligus model implementatif dalam pengembangan ekonomi sirkular berbasis limbah pertanian di Sulawesi Tenggara dan dapat direplikasi di berbagai wilayah Indonesia dengan kondisi sosial-ekologis yang serupa

Program yang melibatkan mahasiswa Slamet dan Muhammad Arfandi ini dirancang untuk berjalan selama delapan bulan dan mencakup serangkaian kegiatan terstruktur meliputi sosialisasi, pelatihan, workshop teknologi tepat guna, pendampingan manajemen usaha, serta evaluasi berkelanjutan, sehingga diharapkan mampu menghasilkan model pemberdayaan berbasis ekonomi sirkular yang tidak hanya menyelesaikan persoalan limbah pertanian tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat. 

 

 

Gambar Lainnya
Baca Artikel Lainnya :
Artikel Terbaru

Jumlah Pengunjung

Copyright © 2021. Lintas21.com ~ Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.